Widget HTML Atas


Meneladani Bapak Pergerakan : KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah dan Pendidik


Oleh : Akhlis Nastainul Firdaus
    KH. Ahmad Dahlan, siapa tak mengenalnya? Sosok lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 ini yang telah berjasa besar dalam membangun peradaban umat lewat Muhammadiyah. Sosok pahlawan nasional yang begitu gigih melawan kolonialisme lewat jalur pendidikan salah satunya untuk membangun karakter generasi bangsa. Sosok yang dinilai berhasil mengimplementasikan insan ideal yang berangkat dari spirit surat al-Maun

    Perjuangan mendirikan Muhammadiyyah dimulai pada 18 Nopember 1912 di kampung kauman, Jogjakarta. untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Muhammadiyyah didirikan atas dasar keinginan beliau mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Meski harus menghadapi tantangan besar dari internal maupun kolonial, namun kegigihannya dalam berjuang dakwah tak pernah surut bahkan terus bersinar seperti matahari yang menjadi lambang kebesaran organisasi yang membawahi berbagai badan otonom seperti Aisiyyah, Pemuda Muhammadiyyah, Nasiatul Aisyiyah, Ikatan Mahsiswa Muhammadiyah, Tapak Suci, Kepanduan Hizbul Wathon dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah

    KH. Ahmad Dahlan sepulang ketika berguru di Tanah Haram oleh salah satu gurunya, as-Sayyid Abubakar Syatha ad-Dimyathi, ulama besar yang bermadzhab Syafi’i namanya diganti dari Muhammad Darwis menjadi Ahmad Dahlan. Hal itu terinspirasi dari ulama syafiyyah yang masyhur akan keilmuan dan kealimannya di Tanah Haram, Syekh Zaini Dahlan.

KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah

    Seorang tokoh pembaharu dalam pergerakan islam di indonesia, beliau mengambil peran dalam pengembangan pendidikan islam pendekatan dakwah yang lebih modern. Ketika beliau menjabat sebagai khatib, Ahmad Dahlan berusaha menerangkan arah kiblat shalat sebenarnya. Usaha-usaha untuk menyebarkan informasi tersebut beliau lakukan dengan mengundang beberapa ulama untuk menyepakati persoalan kiblat shalat di masjid. Meskipun tidak memperoleh kesepakatan namun sudah di anggap mendapat kemajuan positif dalam menjalankan musyawarah yang sopan dan tidak menimbulkan pertikaian.

    Persoalan arah kiblat ini menunjukan sikap KH Ahmad Dahlan dalam memahami ajaran Islam. Beliau mencoba meluruskan cara-cara beribadah menurut contoh ataupun yang di perintahkan oleh Rasullulah Saw. Paham KH Ahmad Dahlan yang melaksanakan ibadah berdasarkan kesadaran yang muncul dari dalam pribadinya. Menurut beliau, ibadah tidak di benarkan jikalau hanya di perintahkan oleh seseorang tanpa ia berfikir apa yang ia sampaikan benar atau tidak. Meskipun yang memerintahkan adalah orang tua sendiri maupun guru atau penguasa. Sikap yang di tunjukanya merupakan sikap pembaharu serta mencoba untuk terbuka dalam berfikir serta memperhatikan tindakan dan pikiran yang sudah biasa di lakukan bahkan berakar urat menjadi tradisi. Bagi KH Ahmad Dahlan memang tidak mudah untuk menyampaikan ide pembaharuanya yang di bawa dari Timur Tengah. Di karenakan masyarakat belum siap dengan sesuatu yang di anggap berbeda dari tradisi yanh ada, juga belum memiliki wadah untuk menyampaikan. Kegagalan Ahmad Dahlan tidak menyurutkan tekadnya untuk tetap memperjuangkan apa yang di yakini.

    Hingga pada akhirnya atas bantuan biaya Sultan Hamengkubuwono VII, KH Ahmad Dahlan dikirim ke mekkah untuk mempelajari masalah kiblat lebih dalam dan menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya, perjuangan itu cukup berhasil ketika masjid-masjid di Jawa Barat banyak yang di bangun dengan arah kiblat ke barat laut.

Pendidikan yang Mencerahkan

    Pendidikan menjadi gagasan awal Ahmad Dahlan dalam meluruskan pemahaman yang ada di masyarakat. Dakwah yang dilakukan Ahmad Dahlan dilakukan dengan kultur yang konstektual dengan pola hidup masyarakat yang dekat dengan seni. Biola menjadi alat seni Ahmad Dahlan dalam mengajar. Suatu hari seorang murid bertanya kepadanya “apa makna Agama?” Ahmad Dahlan lalu memainkan biola dengan lantunan, indah, merdu dan membuat nyaman yang mendengar . Kemudian biola itu di berikan kepada anak yang bertanya dan dia memainkannya dengan suara yang memekikkan telinga. Ahmad dahlan mengatakan “ begitulah agama tergantung siapa yang membawa atau menyampaikan”. Ahmad Dahlan kuatir karena tidak ada persyarikatan yang yang membentuk sekolah Islam dengan pola pendidikan sekolah modern. Pendidikan yang ada saat itu adalah pendidikan pondok pesantren yang belum memiliki pola pondok modern seperti saat sekarang. Ahmad Dahlan juga tidak anti dengan pendidikan barat di buktikan dengan dirinya mengajar di sekolah belanda.

    Pembaharuan islam yang dibawa Ahmad Dahlan telah membawa perubahan yang sangat luar biasa dalam format perjuangan Indonesia. Muhammadiyah yang pada awalnya sebagai gerakan social kemudian menjadi organisasi Islam modern yang memiliki amal usaha terbesar di Indonesia. Capaian yang dapat kita lihat adalah Tumbuhnya lembaga pendidikan Muhammadiyah dari TK sampai Perguruan Tinggi, Rumah Sakit Muhammadiyah, Lembaga keuangan Syariah, LAZIZMU lembaga amil zakat, dan lembaga social lainnya. Semua ini adalah bentuk implementasi yang di wujudkan Muhammadiyah dalam mencerahkan kehidupan bangsayang awalnya hanya di awali dengan membuat aktifitas mengajar dan Penolong Kesengsaraan Oemom (PKO) bagi kaum mustad’afin atau proletar. Semangat Al-maa’uun telah menjadi dasar gerakan social Muhammadiyah dan terbukti mampu melahirkan para pemimpin-pemimpin yang berjuang bagi kemerdekaan Indonesia. Sebut saja Soekarno muda yang ketika di buang di Bengkulu menikahi Fatmawati anak tokoh Muhammadiyah bengkulu dan aktifmengajar. Muhammad Hatta, Buya Hamka, dan M. Natsir yang berasal dari Sumatra Barat yang kental dengan ajaran Islam akibat arus perdagangan telah menjadi tokoh penggerak kemerdekaan

    Bila di runtut dari sejarah panjang perjuangan Ahmad Dahlan dalam membangun, memajukan, dan mencerahkan umat islam dari keterbelakangan, sangat terasa gigihnya memperjuangkan cita-cita besarnya. Dan bisa di katakan perjuangan itu akan berhasil manakala di topang oleh dua komponen utama yang melandasinya, yakni pendidikan dan dakwah. Dari sinilah bisa di lihat tampak begitu semangat Ahmad Dahlan begitu semangat untuk melakukan trobosan pembaharuan melewati dua elemen tersebut. Sebab lembaga pendidikan bisa dianggap sebagai media paling strategis dalam menyampaikan cita-cita perubahan.

Posting Komentar untuk "Meneladani Bapak Pergerakan : KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah dan Pendidik"